Oleh: Arief Hanafi*
Dalam kesunyian pagi yang penuh berkah, halaqoh kader Hidayatullah menjadi ruang suci di mana setiap jiwa yang hadir disirami ilmu dan cahaya spiritual. Suasana yang tenang, dipenuhi oleh gemericik dzikir dan lantunan ayat-ayat suci, menjadi pengingat bagi setiap kader untuk kembali menyelaraskan diri dengan tujuan hidup yang hakiki.
Kali ini saya mendapat tugas untuk mentadaburi satu ayat Al Qur'an yang sangat mengagungkan, subhanallah! Betapa dalam perjalanan kehidupan yang panjang dan penuh tantangan, seringkali kita terjebak dalam kebingungan, meraba-raba antara yang benar dan yang salah.
Namun, Allah dalam kasih-Nya yang tak terhingga tidak membiarkan umat manusia terabaikan begitu saja. Ia mengutus para Rasul sebagai cahaya yang menerangi jalan yang gelap. Dalam Surah An-Nisa ayat 165, Allah dengan penuh kebijaksanaan menyampaikan sebuah pesan yang mendalam:
"Kami telah mengutus rasul-rasul sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah sesudah diutusnya para rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Ayat ini berbicara dengan nada yang penuh makna, menegaskan peran penting para rasul yang diutus untuk membawa petunjuk Ilahi. Rasul-rasul itu bukan hanya pembawa kabar gembira bagi yang beriman, tetapi juga pemberi peringatan bagi mereka yang terlena dalam kesesatan.
Karenanya tidak ada ruang bagi alasan manusia, tidak ada lagi celah untuk berdalih, karena Allah dengan penuh kasih memberikan petunjuk yang jelas melalui para Rasul yang mulia.
Pesan Allah yang Tak Terbantahkan
Ayat ini mengandung hikmah yang dalam, yang perlu kita renungkan dalam keseharian kita. Pengutusan rasul-rasul memiliki dua dimensi yang sangat penting. Pertama, mereka adalah pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang taat, yang memilih untuk mengikuti jalan-Nya. Kabar gembira ini adalah janji akan kedamaian, kebahagiaan, dan hidup yang penuh makna, yang hanya dapat ditemukan dengan mengikuti wahyu yang dibawa oleh rasul.
Namun, rasul-rasul juga berfungsi sebagai pemberi peringatan bagi mereka yang mendurhaka, yang memilih untuk menutupi hati mereka dari cahaya kebenaran. Dalam peringatan ini, ada rahmat yang tersembunyi—bahwa meskipun Allah mengingatkan kita dengan tegas dan keras, itu semua demi kebaikan kita, agar kita tidak terjerumus dalam kebinasaan.
Menghilangkan Alasan di Hadapan Allah
Frasa dalam ayat ini juga membawa kita pada pengertian yang mendalam: setelah diutusnya rasul-rasul, tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk membantah. Tidak ada lagi celah untuk mengatakan, "Kami tidak tahu," atau "Kami tidak diberi petunjuk."
Keputusan telah dibuat, dan petunjuk yang jelas telah diberikan. Allah dalam kebijaksanaan-Nya yang Maha Agung memberi kita wahyu yang tak terbantahkan, sehingga setiap tindakan kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya pada hari pembalasan.
Keperkasaan dan Kebijaksanaan Allah
Ayat ini juga menegaskan dua sifat utama Allah, yang harus kita renungkan dengan penuh penghormatan: *'AzÄ«z* (Maha Perkasa) dan *HakÄ«m* (Maha Bijaksana). Allah adalah Zat yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu—kekuasaan yang tak terbatas, yang tak bisa dilawan atau dibantah oleh siapa pun.
Namun, kekuasaan-Nya itu dilaksanakan dengan penuh kebijaksanaan yang tak ternilai. Setiap langkah yang diambil-Nya, termasuk pengutusan rasul-rasul, dilakukan dengan pertimbangan yang sangat mendalam dan penuh keadilan.
Allah, dalam kasih dan kebijaksanaan-Nya, mengutus rasul-rasul bukan sebagai bentuk hukuman, tetapi sebagai bentuk kasih sayang yang nyata. Dengan mengutus mereka, Allah memberikan umat manusia jalan yang jelas, agar kita tidak terjerumus dalam kebingungan dan kesesatan.
Rasul-rasul itu adalah penjaga yang menjaga kita dari kebinasaan, menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.
Surah An-Nisa ayat 165 mengajarkan kita tentang tanggung jawab yang besar yang kita pikul sebagai hamba dan khalifah-kader pejuang. Kita telah diberikan petunjuk yang jelas melalui wahyu yang dibawa oleh para rasul, dan kini kita tidak lagi memiliki alasan untuk membantah di hadapan Allah.
Karenanya kita diharapkan untuk mengikuti ajaran wahyu dengan penuh keimanan dan kepatuhan. Pengutusan para rasul adalah wujud kasih sayang Allah yang mendalam, yang mengingatkan kita akan pentingnya bertanggung jawab terhadap hidup yang telah diberikan-Nya.
Setiap detik yang kita jalani adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan-Nya, mengikuti petunjuk-Nya, dan mencari kebahagiaan yang hakiki. Maka, marilah kita berjalan di jalan yang terang, yang telah ditunjukkan oleh para rasul, dan tak ada alasan lagi untuk menyimpang dari jalan yang benar.
*)Penulis adalah Pecinta Ilmu, Pelayan Ummat