Kita akan memulai satu bahasan penting dan menarik sebagaimana dalam tema tulisan ini yaitu sebuah kekuatan pikiran. Kita tau bahwa pikiran merupakan suatu anugerah Allah SWT. dan potensi yang dimiliki oleh manusia yang bahkan membedakan dengan makhluk lain. Dengan berpikir, kata James Allan, seseorang bisa menentukan pilihannya.
Dalam psikologi-sosial, ilmuwan mendefinisikan “berpikir” sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuhan dan benda mati. Dengan berpikir kita dapat membedakan sesuatu yang bermanfaat dan tidak bermanfaat; antara yang halal dan yang haram; antara yang positif dan yang negatif. Sehingga kita bisa memilih yang cocok bagi diri kita dan bisa bertanggungjawab atas pilihan itu.
Dalam al-Khawaathir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Syaraawi mengatakan, Pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya.”
Pikiran Lahirkan Mindest
Dalam setiap ruang gerak kehidupan dan perilaku kita sesungguhnya ada mindset. Ada orang yang terbiasa tidur malam di awal waktu kemudian ia bangun juga di awal waktu, ketika ia tidur lewat waktu yang biasanya maka ia akan merasa sakit kepala dan tidak nyaman, itulah mindest.
Begitu pun misalkan seseorang berkata, “saya tidak bisa berpikir dan bekerja kalau tidak merokok” dan masih banyak contoh lainnya.
Nah, kita tidak sadar kalau menggunakan kalimat seperti itu terus-menerus telah membentuk mindset atau pola pikir negatif. Setelah terbentuk, mindset ini kemudian tersimpan dalam akal bawah sadar dan tumbuhkan perasaan dan persepsi negatif. Dan, hal ini berlaku untuk semua perkara.
Jadi, mindset adalah sekumpulan pikiran yang terjadi berkali-kali sesuai dengan pengalaman dan keyakinan sehingga dapat mempengaruhi perilaku atau cara berfikir seseorang dalam menentukan suatu sikap dan pandangan hidup.
Mempengaruhi Sikap
Kita seringkali mendengar, “Janganlah membenci pada orangnya tetapi cukup pada sikap/sifatnya”. Nah, kalimat ini menunjukkan bahwa sikap itu lahir dari kebiasan dan pengaruh dari luar. Sebab, kita status manusia bukanlah sikapnya, akan tetapi manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna.
Karena kita terbentuk oleh kehidupan, pengetahuan, nilai-nilai dan keyakinan yang melahirkan sikap. Sehingga apabila dalam akumulasi pikiran kita positif, maka akan lahir sikap positif, begitupun sebaliknya.
Soal pikiran atas sikap ini oleh Dr. Ibrahim Elfiky menyebutkan ada tiga: Sikap memusuhi atau menyerang, sikap taat dan menerima serta sikap tegas dan percaya diri. Silahkan tentukan pilihan sikap Anda.
Menentukan Hasil
Pikiran adalah bahan bakar bagi sikap yang digunakan orang dalam menggerakan tubuh, mengekspresikan wajah, dan berbicara. Semua itu mendatangkan hasil yang ingin diwujudkan ketika itu.
Jadi, hasil sebuah sikap itu diperoleh dari pikiran, maindset, konsentrasi, dan keyakinan. Apabila cara berpikir kita baik dan benar maka hasilnya akan positif, sebaliknya apabila pola pikir kita keliru bahkan tidak benar maka hasilnya akan negatif.
Bahkan dalam kitabnya Bercinta dengan Allah oleh Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, mengungkapkan bahwa Seseorang yang menggunakan akal pikirannya dengan baik, maka dia akan dapat mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai hal yang terkait dengan nama serta sifat-sifat-Nya yang agung. Melalui akal pikiran, seseorang dapat beriman pada sejumlah kitab, rasul, dan malaikat-Nya, serta hari akhir.
Apa yang Anda alami hari ini adalah dampak dari pikiran Anda kemarin. Apa yang akan Anda alami esok hari adalah dampak dari pikiran Anda hari ini. Pikiran yang sedang Anda bayangkan dan pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda. Wallahu a’lam.