Malam ahad kali ini (12/8/23), saya bersama teman-teman Pemuda Hidayatullah Maluku Utara bersama Sahabat Literasi Surabaya. Kami sedang dalam diskusi kepemudaan dengan segala macam problematika dan solusinya. Diskusi dilakukan secara online (daring).
Secara umum, saya menyampaikan ada dua hal pokok yang menjadi modal atau prinsip dasar pemuda dalam menjalankan roda organisasi agar tetap eksis. Pertama, soal Heart (Hati/Iman atau spirit) dengan turunannya. Kedua, soal Head (Grand Strategy) dengan turunannya.
Kita ingin kader Pemuda Hidayatullah Maluku Utara dan pada umumnya memiliki Spirit dan Grand Strategy dalam menjalankan amanah organisasi. Spirit terkait dengan Heart (hati/Iman/spiritual). Strategi terkait dengan Head (kepala).
Pemuda hari ini harus kita maksimalkan dua hal secara sadar dan serius. Karena kesuksesan organisasi tergantung pada dua hal tersebut; Spirit dan Strategi (heart and head).
Bukankah laju dan berkembangnya Ormas Hidayatullah saat ini dengan rencana strategi yang terkonsep? Bagaimana kemudian Allahuyarham Dr. Abdul Mannan menyusun 100 tahun Grand Strategy, karena strategi ini menentukan. Bagaimana harapan Pemuda ini untuk 10 tahun kedepan, seperti apa dan seterusnya? Harus punya grand strategi.
Seperti apa kader Pemuda ini kemudian terus dikawal hingga menjadi pemimpin di level amal usaha, DPD, DPW dan DPP, misalkan. Dan, itu semua harus dipikirkan, disiapkan di tingkat Pemuda. Mungkinkah para ustadz senior saat ini menjabat amanah di seluruh level kepemimpinan hingga 10 sampai 15 tahun kedepan? Belum lagi bicara soal mempersiapkan kader pemimpin secara eksternal.
Untuk mencapai Pemimpin masa depan di level apapun, langkah dan daya juang seperti apa yang harus disiapkan dan lain sebagainya. Jadi, apabila mau melahirkan pemimpin yang sholeh dan tangguh kedepan, belajarlah kepada Muhammad Al Fatih, KH. Abdullah Said dan masih banyak lagi contoh teladan lainnya.
Mereka semua punya semangat pergerakannya dengan ilmu dan iman. Jangan sampai kita ini semangat tapi tanpa ilmu, hanya andalkan pengalaman pribadi seadanya yang banyak bermasalah di jalan. Atau hanya sekedar menggugurkan kewajiban dalam amanah apapun dan di level manapun, dan itu satu kemunkaran dan tidak terpuji.
Kekuatan Spirit (Heart)
Jadi, apa yang menjadi spirit Pemuda dalam pergerakannya? Spirit selalu berkaitan dengan Heart (iman), dan diidentikkan dengan ruh spiritual. Karena itu semua tidak bisa lepas, saling terpaut satu sama lain. Itulah yang kemudian menjadi elemen penting dan landasan utama pendirian Ormas Hidayatullah.
Spirit organisasi terbentuk dari spiritual (basic bliefe), harus punya nilai inti/keunggulan (core values) menjadi fondasi utama. Hal ini menjadi contoh, betapa banyak ustadz senior Lembaga mengalaminya dan mereka meneladai para sahabat Nabi SAW dan Shalafussholeh. Kalau spirit itu sudah melekat pada diri pemuda baru kemudian kita bicara Strategi.
Adapun spirit itu menghasilkan Leading People, karena kita memimpin orang banyak, maka harus tuntas dulu soal spiritual, utamanya para Pemimpin (Leader). Sehingga fondasinya adalah Spirituality Organisation (organisasi berlandaskan spiritual).
Dari sinilah kemudian menuju apa yang disebut Youth Organisasi with Progresif Character (Organisasi Pemuda yang berkarakter progresif). Sehingga karakter progresif itu terbangun berdasarkan intensitas spiritual pemuda. Karenanya korelasi juga dengan akhlak/adab yang kita kuatkan. Apabila hal ini sudah baik dan benar, maka setiap amanah kepemimpinan sudah diyakini sebagai ibadah dan kita akan memberikan kontribusi yang terbaik.
Ketika kita sudah istiqomah dengan spiritual dengan baik, kalau di Hidayatullah dengan standar minimalnya GNH (Amalan Nawafil), maka betul-betul kita akan merasakan setiap tantangan kepemimpinan menjadi nikmat.
Jadi, spiritual yang baik akan melahirkan karakter progresif dan beradab. Sehingga progresif adalah berkaitan dengan Leadership dan managerial. Sedangkan adab selalu berkaitan dengan heart, spirit, soft mentality, hasil dari spiritual. Dan, ini merupakan derivasi dan connecting dengan program mainstream DPP Hidayatullah sebagai diferensiasi dengan organisasi kepemudaan dan ormas-ormas lainnya.
Strategi Perubahan (Head)
Ketika bicara grand strategi tidak lepas dari Visi Organisasi. Menurut Ustadz Dr. H. Abdul Mannan, Visi tanpa Strategi adalah 'NO'. Artinya sia-sia, tidak ada manfaatnya sebuah Visi tanpa Strategi. Dan, ini harus dipahami oleh semua elemen organisasi, terlebih pemuda. Sehingga ada rasa bangga di teman-teman Pemuda.
"Ini loh, saya pemuda, karena saya paham visinya. Saya tau ada harapan yang kemudian akan dapatkan bersama Pemuda ini."
Sebelum bahasan lebih jauh, ada tiga hal yang perlu menjadi prinsip hidup pemuda, utamanya para fungsionaris (pengurus). Pertama, Integritas. Pengurus Pemuda harus berupaya untuk terus menjaga adab, prinsip kejujuran, kepercayaan dan rasa tanggungjawab terhadap amanah.
Kedua, Antusias. Fungsionaris harus punya ghirah, bersemangat dan dalam menjalankan amanah organisasi. Saling mendukung dan kerjasama dalam tim untuk mensukseskan tujuan bersama agar mencapai visi yang dicita-citakan.
Ketiga, Totalitas. Apabila kita mau program-program pemuda bisa berjalan degan baik, maju dan berkembang, maka pengurus harus fokus dan all out mengurus organisasi. Nah, kendalanya saat ini adalah masih ada tugas/amanah di amal usaha Yayasan.
Tinggal bagaimana pandai-pandai mensiasati waktu untuk ngurusi ini organisasi. Atau bisa dinegosiasikan dengan Ketua DPW atau Ketua Amal Usaha untuk mendapat kompensasi hak insentif tanpa banyak pekerjaan di Yayasan, dan lain sebagainya.
Urgensi strategi organisasi ini menjadi catatan bagi semua level organisasi, terlebih Pemuda Hidayatullah Maluku Utara. Ada tiga poin penting yang harus diperhatikan. Pertama, Capacity Building. Membangun kapasitas diri (manusia/pengurus) dan organisasi menjadi wajib dilakukan, bila mau organisasinya hidup dan berkembang.
Untuk wujudkan hal ini, setiap kader pengurus bisa melakukan secara individu dengan perbanyak membaca, dan bangun budaya literasi. Atau kebijakan organisasi melakukan training upgrading peningkatan mutu yang terorganisir secara profesional. Sehingga hasilnya dapat terukur secara bertahap dan maksimal. Tidak sekedar formalitas dan menggugurkan kewajiban belaka.
Langkah strategi kedua adalah membangun jaringan (Network). Harus perbanyak bangun silaturrahim, hubungan sosial kepada kelompok masyarakat, baik toko agama, tokoh masyarakat, OKP, LSM, Pemerintah dan mitra lainnya. Agar hal ini menjadi satu kekuatan, saling bersinergi dan kolaborasi yang masif dalam setiap kebaikan, sebagaimana dalam pesan Rasulullah SAW.
"Barangsiapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi." (HR. Al-Bazzar, Hakim).
Kemudian, langkah strategi ketiga adalah fokus program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, sesuaikan dengan program turunan dari pusat. Namun, tidak perlu semua program diambil, cukup sesuai kebutuhan dan kemampuan wilayah.
Tiga hal ini harus terus menerus dielaborasi, didiskusikan, sehingga teman-teman punya role model (panutan). Contoh kegiatan pembinaan seperti dakwah masuk kampus, bila belum mampu maka bisa membina adik-adik alumni sekolah internal Hidayatullah dan pelajar organisasi Rohis di sekolah-sekolah lain. Kemudian membuka PESMADAI dengan program pembinaan mahasiswa, dan lainnya.
Semoga Pemuda Hidayatullah Maluku Utara terus saling menguatkan dengan Heart and Head, memiliki prinsip dan semangat yang progresif dan beradab. Sehingga dapat sukses programnya dan berhasil menyiapkan calon pemimpin masa depan. Aamiin.
Kayu Merah, 12 Agustus 2023