Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate menerima dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah, fidyah, dan wakaf tunai Anda kepada yang berhak. Informasi lebih lanjut hubungi WA Center +62 812-4852-7607

Tazkiyatun Nafs : Antara Tahliyah dan Takhliyah

 

Ilustrasi Foto : tirto.id

Kosa kata bahasa Arab sering kali  ditemukan adanya similarity atau kemiripan antara satu kata dengan kata yang lainnya, namun nampak jauh perbedaannya ketika masuk pada ranah penjabaran makna. Dari sekian banyak kosa kata tersebut salah satu diantaranya adalah lafazh Tahliyah dan Takhliyah. Dua kata tersebut sangat mirip karena hanya dibedakan oleh simbol titik pada huruf yang sama yaitu "خ " dan "ح" , namun perbedaannya sangat dahsyat. 


Takhliyah dalam bahasa Arab dinarasikan dengan kata "تخلية " yang berarti membebaskan atau melepaskan. Dalam prespektif tazkiyatun nafs takhliyah sendiri dapat diderivasikan menjadi upaya atau iktiyar untuk melepaskan berbagai macam bentuk akhlak yang buruk atau sifat-sifat yang tidak baik dari diri kita masing-masing. 


Adapun kata tahliyah atau " تحلية " Berarti menghiasi diri atau membangun habit yang baik dengan membiasakan diri untuk berbuat kebaikan hingga pada puncaknya seseorang akan indah bagi orang lain karena amal sholeh seakan menjadi perhiasan yang melekat pada dirinya. 


Syaikh Abdul Razak Bin Abdul Muhsin Al Badr dalam kitabnya " Asyru Qawaid Fii Tazkiyatun Nafs" yang berarti ada sepuluh kaedah atau landasan dalam pensucian jiwa dan beliau -rahimahullahu ta'ala- memasukan takhliyah dan tahliyah menjadi kaedah yang kelima dalam upaya melakukan tazkiyatun nafs ( pensucian jiwa/hati) bahkan beliau menegaskan bahwa:


إن حقيقة التزكية تخلية النفس أولا، بتطهيرها عن الرزائل و المعاصى و الذنوب ثم تحليتها بعد ذلك بفعل الطاعات و القربات. 

Artinya: sesungguhnya hakikat tazkiyatun nafs diawali dengan takhliyah berupa pembersihan jiwa terlebih dahulu dengan mensucikannya dari berbagai macam keburukan, maksiat, dan dosa, kemudian dimantapkan dengan tahliyah bertujuan untuk menghiasinya dengan amal ketaatan dan pendekatan kepada Allah SWT. 


Upaya tahliyah yang dilakukan secara terus menerus akan semakin memperlebar kemudahan dalam proses takhliyah sebab pribadi yang terbiasa dengan kebaikan maka secara perlahan keburukan keburukannya akan tergeser secara otomatis. Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman : 

إِنَّ ٱلۡحَسَنَـٰتِ یُذۡهِبۡنَ ٱلسَّیِّـَٔاتِۚ

Artinya: Sesungguhnya kebaikan- kebaikan akan menghapus banyak keburukan, (Qs.Hud: 114) 


Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman :

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ یُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَیِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَـٰتࣲۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورࣰا رَّحِیمࣰا.

Artinya: kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Qs. Al Furqon: 70 ) 


Pada surat Huud dan surat Al Furqon di atas, nampak keduanya memiliki relevansi jika dikorelasikan dengan upaya takhliyah maupun tahliyah. Lafazh " Al Hasanat"  pada surat Huud ayat 114 dan surat Al Furqon ayat 70 merupakan representasi dari tahliyah yang lebih rinci dengan melaksanakan shalat, memperbanyak taubat/istighfar, melakukan amal sholeh yang dapat menyuburkan iman, serta segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah SWT. Apabila semua kategori ini rutin dijaga dan diimplementasikan dalam keseharian, maka takhliyah dalam ayat di atas yg diterjemahkan dengan "assayyi'at" menjadi mudah untuk ditanggalkan dari diri masing-masing. Pernyataan tersebut menyisahkan pertanyaan, mengapa menanggalkan bentuk-bentuk keburukan menjadi mudah? 


Jawaban atas pertanyaan di atas nampak pada lafazh ayat :

یُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَیِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَـٰتࣲ

Artinya : Allah akan mengganti keburukan mereka dengan kebaikan. 


Proses penanggalan keburukan dengan asbab kebaikan yang dilakukan menjadi mudah karena Allah SWT yang langsung menjadi eksekutornya.   Hal ini menjadi bukti nyata bahwa hubungan hamba dengan Allah SWT juga bersifat transaksional dimana kebaikan akan dibalas dengan setimpal begitu pula dengan halnya keburukan.  Wallahu a'lam.


Laode Ilman

Pemerhati Da'i Maluku Utara