Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate menerima dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah, fidyah, dan wakaf tunai Anda kepada yang berhak. Informasi lebih lanjut hubungi WA Center +62 812-4852-7607

Kita Jamaah bukan Majmu'ah

Dokumentasi Hidayatullah Malut



Kisah yang disebutkan oleh Imam Ibnu Taimiyah yang juga dikutip oleh Syaikh Majid Al Bankany Al 'Iraqy dalam kitanya " rihlatul Ulama Fii Thalabil 'Ilm " Bahwasanya tatkala Mu'adz Bin Jabal RA, mendekati tanda-tanda kematian dijenguk oleh Malik Bin Yukhamir saat itu pula air mata beliau tumpah, sedih, dan menangis. Muadz Bin Jabal RA kemudian bertanya kepadanya, apa gerangan yang menjadikan ia menangis. Saat itu pula kata-kata perpisahan nan indah disampaikan oleh Malik Bin Yukhamir seraya berkata:


إني لا أبكي على الدنيا كنت أصيبها منك، لكن أبكي على العلم Ùˆ الإيمان اللذين  كنت أتعلمهما منك.


Artinya: aku menangis bukan karena musibah dunia yang menimpa kita saat ini, akan tetapi aku tangisi ilmu dan iman yang keduanya saya dapatkan pelajaran banyak dari anda. 


Kisah di atas adalah contoh kecil dalam berjama'ah. Dalam jamaah ada pewarisan nilai dan karakter, sebagaimana Muadz Bin Jabal RA mewariskan ilmu dan iman kepada Malik Bin Yukhamir. Kisah ini juga sekaligus memperkuat bahwa jama'ah tidak seperti halnya majmu'ah walaupun keduanya memiliki similarity atau kemiripan pada aspek linguistik atau etimologinya. 


Jamaah dan majmuah memiliki padanan kata yang sama. Kesamaan tersebut disebabkan karena susunan hurufnya serupa yang terdiri dari Jim, mim, dan ain atau dapat dirangkai menjadi جمع . 


Dalam bahasa Arab, ketika tiga huruf tersebut terleburkan  menjadi satu maka maknanya adalah berkumpul atau perkumpulan dengan kapasitas banyak. Hal tersebut dapat juga dilihat pada bahasa yang sering digunakan dan familiar dalam keseharian seperti kata جمعة atau sholat jumat karena dihadiri banyak orang dan berkumpul disatu tempat. Kemudian جامعة atau universitas karena berkumpulnya para pecinta ilmu dalam jumlah banyak. Begitu pula dengan kata جماع atau hubungan suami dan istri karena berkumpul menjadi satu saat melakukannya, begitu pula dengan kata kata yang lainnya. 


Jamaah dan majmu'ah sekalipun berakarkan kata yang sama, namun pada tataran operasionalnya memiliki dampak yang berbeda. Jama'ah tidak hanya sekedar berkumpul namun lebih pada kebersamaan dengan barisan shaf yang terorganisir rapi dan tersistem secara baik karena dilandasi oleh spirit perjuangan dalam menjalankan visi misi disertai dengan sumber daya insani yang solid dan kokoh, serta senantiasa sibuk dan saling menguatkan dalam merencanakan program kerja menuju sukses dunia dan akhirat. Hal inilah yang membedakan dengan majmu'ah yang sekedar kumpul apa adanya tanpa memperhatikan kerapihan barisan  dan juga tidak harus memiliki visi misi yang terencana. Makanya dalam perkara ibadah yang dikenal hanya ada sholat berjamaah bukan sholat bermajmu'ah. 


Pada prinsipnya sholat berjamaah menjadi episentrum utama dalam hal internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai positif bagi yang terikat dengan sebuah jamaah tertentu. Hal ini dapat dirinci sebagai berikut:


1. Sholat berjamaah dipimpin oleh  seorang imam dan bagi makmum wajib mengikuti gerakannya, hal ini menjadi pelajaran bahwa ketaatan dalam berjama'ah sebuah keniscayaan dan keharusan selama masih dalam koridor syariat dalam rangka menunjang ketaatan kepada Allah SWT. Jama'ah apapun tanpa dilandasi dengan ketaatan dan loyalitas yang tinggi maka akan kehilangan ruh karena terkesan acak-acakan. 


2. Sholat berjamaah harus dengan shaf dan barisan yang lurus dan rapat, senantiasa mendahulukan shaf yang paling depan. Hal ini menjadi indikator penting untuk mengukur sebuah jama'ah  yang sehat manakala strukturalnya solid satu komando , terutama kesolidan hati karena solidnya hati ikut mewujudkan kesolidan pikiran dan tindakan. Mendahulukan shaf paling depan dalam sholat berjamaah menjadi insyarat bahwa kesolidan harus dimulai dari depan para pimpinan terlebih dahulu karena kesolidan mereka ikut menciptakan solidnya angggota.


3. Sholat berjamaah tidak diperkenankan membuat shaf baru sebelum shaf di depan terpenuhi terlebih dahulu. Hal ini menjadi pelajaran bagi jama'ah yang kondusif manakala tidak membuat program tambahan, akan tetapi fokus untuk merealisasikan program-program kerja yang sudah direncanakan terlebih dahulu, karena disusun atas musyawarah anggota, sehingga dapat meminimalisir terjadinya musyawarah sesaat yang terjadi  atas pilihan pribadi. Jadi perlunya berpositif thinking pada struktur yang ada dan tidak boleh diremehkan. 


4. Sholat berjamaah tentunya lebih khusyu daripada sholat sendiri-sendiri. Ini menunjukan bahwa jama'ah yang tidak hanya berorientasi dunia tapi juga akhirat. Khusyu dalam sholat berjamaah disebabkan adanya orientasi yang benar, orientasi yang menekankan pada keseimbangan dunia dan akhirat. Jama'ah yang dipilih apabila semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT lewat kerja-kerja duniawi yang diinvestasikan untuk akhirat. 


5. Sholat berjamaah nampak adanya keseragaman gerakan sejak awal takbiratul ihram hingga diakhiri dengan salam. Dalam konteks jama'ah perlu juga adanya keseragaman dalam menjalankan identitas atau ciri khas jama'ah. Identitas ini kemudian diterjemahkan dengan jati diri, dimana setiap jama'ah punya ciri khas masing-masing tanpa harus saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. 


6. Sholat berjamaah lebih banyak pahalanya dibanding sholat sendirian. Ini menjadi simat atau simbol bahwa dalam jama'ah terdapat lumbung kebaikan yang melimpah. Lewat berjama'ah kecerdasan kolektif pada aspek spritual, intelektual, dan emosional lebih mudah diwujudkan. Karena dalam berjamaah ada culture saling mencerdaskan lewat kajian dan diskusi , saling menginspirasi lewat nasehat-nasehat yang diutarakan. 


Jama'ah menjadi basis utama dalam rangka transformasi kebaikan. Amal sholeh yang dilakukan secara berjama'ah lebih mudah realisasinya dan dampaknya pun lebih luas jangkauannya, sehingga jumlah orang tercerahkan terus bertambah. Berjama'ah juga menjadikan orang lebih kuat, karena terciprat energi positif dari orang orang sholeh yang ada disekitarnya. Wallahu a'lam.


Laode Ilman

Pemerhati Da'i Maluku Utara