Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate menerima dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah, fidyah, dan wakaf tunai Anda kepada yang berhak. Informasi lebih lanjut hubungi WA Center +62 812-4852-7607

Keberkahan berjamaah

 


Ada alasan yang paling fundamental ketika ada pertanyaan kenapa harus berjamaah? Alasan tersebut erat kaitannya dengan manfaat yang dirasakan setelah berjamaah. 

Orang yang terhubung dengan jama'ah tentunya akan lebih banyak relasi dan networkingnya, dengan demikian hidupnya pun akan mudah beradaptasi. 

Bentuk adaptasi secara kongkrit tatkala ada masalah kehidupan yang melanda maka banyak tangan jama'ah yang menjamah atau mengulurkan tangan kepadanya sehingga masalah kehidupan dapat teratasi. 

Manfaat berjamaah tidak hanya dirasakan saat masih hidup, akan tetapi juga turut dinikmati secara terus-menerus hingga sampai meninggal dunia. 

Semasa hidupnya jama'ah ikut meringankan masalahnya, dan saat meninggal akan banyak doa-doa ikut menyertai kepergiannya yang datang dari segala penjuru. Semua ini keberkahan dari berjamaah. 

Peristiwa meninggalnya para tokoh diinternal Hidayatullah menjadi contoh kongkrit keberkahan berjamaah dan yang paling terbaru adalah wafatnya -Allahu Yarham- KH. Jamaluddin Nur pada hari Jumat 10 Februari 2023 di Batam. Ketika kabar duka mulai viral di media sosial maka yang mendoakan bukan hanya kader dan warga yang berdomisili di Batam, akan tetapi doa-doa indah datang silih berganti dari seluruh kader dan warga se Indonesia bahkan ada yang dari luar negeri. 

Doa yang dikumandangkan dengan ikhlas oleh para kader dan warga menjadi pengikat hubungan ideologis, sehingga satu dengan yang lain seakan menjadi rangkaian paralel yang aktif secara simultan . Semua ini  bisa terjadi dan indah dirasakan karena mereka berada dalam jamaah yang solid. Oleh karena itu orang yang pernah merasakan nikmatnya berjamaah akan merasakan kedahsyatan yang luar biasa . 

Keterpautan doa pada jarak jauh menunjukan sehatnya berjamaah, sehingga keberadaan jamaah akan menjadi wadah untuk saling menopang ketaatan kepada Allah SWT . Jamaah yang sehat apabila kader dan warganya semakin dekat dengan Allah, program-program kerjanya ikut mempermudah tegaknya agama Allah, hingga pada puncaknya jamaah tersebut menjadi satu kesatuan dengan golongan yang disifati oleh Al Qur'an, " Wahasuna ulaika rafiqa" sebagai firman-Nya dalam surat An Nisa ; 69 sebagai berikut:

وَمَن یُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ مَعَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَیۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِیِّـۧنَ وَٱلصِّدِّیقِینَ وَٱلشُّهَدَاۤءِ وَٱلصَّـٰلِحِینَۚ وَحَسُنَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ رَفِیقࣰا 

Artinya; "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya".( Qs. An-Nisa': 69) 

Pada ayat di atas tersirat janji Allah SWT bahwa berjamaah yang dilandasi dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-N akan  terjadi penggabungan secara otomatis tanpa melewati seleksi dengan sebaik baik kebersamaan karena menyertai kelompok para Nabi, shodiqun, syuhada, dan orang-orang yang sholeh. 

Jamaah yang tidak dilandasi dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya justru akan mengantarkan pada adanya similarity dengan kelompok yang jauh dari Allah SWT. Kelompok semacam ini di akhirat nanti justru akan saling bantah-bantahan, saling tengkar antara satu dengan yang lain, bahkan junior menuntut kepada Allah agar senior mereka dihukum dengan azab yang berlipat-lipat ganda. Sebagaimana firman-Nya:

 قَالَتۡ أُخۡرَىٰهُمۡ لِأُولَىٰهُمۡ رَبَّنَا هَـٰۤؤُلَاۤءِ أَضَلُّونَا فَـَٔاتِهِمۡ عَذَابࣰا ضِعۡفࣰا مِّنَ ٱلنَّارِۖ قَالَ لِكُلࣲّ ضِعۡفࣱ وَلَـٰكِن لَّا تَعۡلَمُونَ 

Artinya ;"berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka” Allah berfirman, “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.”(Qs. Al-A'raf: 38) 

Tuntutan junior kepada senior ternyata sudah tidak berguna lagi karena seharusnya tuntutan tersebut dilontarkan memang saat masih di dunia agar masing masing dapat memperbaiki diri. Kesempatan ini tidak dimaksimalkan saat di dunia, sehingga tuntutan di akhirat tidak berlaku lagi dan berakibat pada kesamaan hukuman atau azab antara junior maupun senior. Firman-Nya:

وَقَالَتۡ أُولَىٰهُمۡ لِأُخۡرَىٰهُمۡ فَمَا كَانَ لَكُمۡ عَلَیۡنَا مِن فَضۡلࣲ فَذُوقُوا۟ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡسِبُونَ 

Artinya ;"Dan orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan, “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan ( Qs. Al-A'raf: 39) 

Pada ayat di atas sangatlah jelas bahwa azab Allah SWT akan menanti mereka yang berjamaah tanpa ketaatan kepada Allah SWT, Karena bantah membantah antara senior Dan junior menjadi bukti adanya kepanikan terhadap azab Allah SWT. Wallahu A'lam