Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate menerima dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah, fidyah, dan wakaf tunai Anda kepada yang berhak. Informasi lebih lanjut hubungi WA Center +62 812-4852-7607

SMP-SMA Al-Izzah Sofifi Gelar Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar

 


HIDAYATULLAHMALUT.OR.ID, KUSU - SMP dan SMA Al-Izzah, Hidayatullah Kusu/Sofifi mengadakan kegiatan sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar (KMB), kamis (21/7).

Kegiatan yang bertempat di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Kusu/Sofifi itu diikuti oleh tenaga kependidikan atau para guru SMA-SMA Al-Izzah dan Pengasuh.

Kegiatan dengan tema: " Perampingan Mata Pelajaran Berbasis Integral Pada Literasi dan Numerasi Kurikulum Merdeka Belajar" itu turut hadir pada kegiatan tersebut Pembina Yayasan sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Maluku Utara, Hi. Riadi Poniman, SHI dan Ketua Yayasan Al-Izzah, Muhammad Kamal, M.Si

Dalam sambutannya Hi. Riadi mengatakan, kehadiran Hidayatullah di Kusu adalah selain kegiatan dakwah, juga bagaimana membantu pemerintah dan masyarakat untuk mendapat solusi-solusi kehidupan termasuk masalah pendidikan. 

"Alhamdulillah sudah mulai terasa perkembangannya, yakni mulai dari pedidikan diniyah hingga sekolah formal sudah memasuki tahun kedua, meskipun masih banyak tantangan, namun kita harus bersyukur dan terus berikhtiar untuk yang lebih baik di setiap saat, termasuk menyesuaikan diri dengan perubahan baru sistem kurikulum merdeka dari Pemerintah", tutur Riadi. 

Di saat yang sama, Ketua Yayasan, Muhammad Kamal dan Kepala Sekolah, Ashar Abd. Ghani, S.Pd.I juga mengatakan bahwa, sosialisasi itu dilaksanakan sehubungan dengan digulirkannya Kurikulum Merdeka Belajar oleh Kemendikbudristek, dan sejalan dengan Kurikulum PIBT (Pendidikan Integral Berbasis Tauhid) yang dilaksanakan oleh SMP-SM Al-Izzah Hidayatullah Kusu/Sofifi.

"Sosialisasi dan Edukasi ini kita adakan untuk penguatan terkait regulasi, legalitas dan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, maka Yayasan siap mendukung kegiatan ini", ungkap M. Kamal. 

"Sistem kurikulum merdeka belajar ini juga sejalan dengan sistem kurikulum PIBT di Hidayatullah," ujar Ashar saat acara berlangsung.

Dalam kesempatan tesebut, SMP-SMA Al-Izzah mengundang Dr. Iksan Gula, M.Si sebagai narasumber. Ia adalah Ketua SPL (Sosialisator Program Literasi) Nasional wilayah Indonesia Timur dan sekaligus salah seorag guru Matematika SMA AL-Izzah Kusu-Sofifi.

Iksan menjelaskan, dalam sistem kurikulum mulai dari kurikulum 2013 hingga merdeka belajar hanya ada dua model yang pertama: Problem Based Learning (Pelajaran Berbasis Masalah) dan kedua, disebut dengan Project Based Learning (Pelajaran Berbasis Proyek). Dan, Pondok Pesantren lebih banyak menggunakan model pertama.

Ia menambahkan, dalam rangka pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan digunakan. Menurutnya, Mendikbudristek memberikan kebebasan pilihan kepada sekolah untuk menerapkan tiga opsi model acuan kurikulum yaitu: 

Pertama, menggunakan paket kurikulum merdeka tanpa mengganti satuan pendidikan (perangkat pembelajaran). Kedua, menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang disiapkan Pemerintah. Ketiga, Sekolah menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri dalam berbagai perangkat ajar.

"Sehingga sebaiknya SMP-SMA Al-Izzah menggunakan opsi ketiga, sebab lebih mudah dalam perampingan mata pelajaran. Karena, SMP-SMA Al-Izzah adalah sistem boarding school (sekolah berasrama) dan Pondok Pesantren, sehingga dalam kurikulum merdeka belajar ini lebih banyak pelajaran Pondok (diniyah) sekitar 70 persen dan pelajaran umum cukup 30 persen, sehingga anak2 siswa atau santri lebih banyak menghafal Qur'an hadits dan pelajaran agama lainnya," jelas Iksan.

Ia menyebutkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka. Yakni, lebih sederhana dan mendalam; lebih merdeka bagi guru-guru memudahkan dalam persiapan proses pembelajaraan serta lebih relevan dan interaktif.

Lanjut Iksan,"Jadi, di Sekolah atau Satuan Pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bisa secara bertahap sesuai kesiapan guru," ujarnya.*/Ibnu Hanafi