Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate menerima dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah, fidyah, dan wakaf tunai Anda kepada yang berhak. Informasi lebih lanjut hubungi WA Center +62 812-4852-7607

Saatnya Hadirkan Kekuatan Pikiran

 


Oleh: Arif Ismail*

Pikiran adalah kekuatan. Tetapi, kalau bicara kekuatan identiknya fisik, senjata ataupun teknologi. Nah dasar semua itu ada pada bagaimana kita berpikir. Kita tau bahwa kemampuan berpikir merupakan suatu anugerah Allah SWT. Dengan berpikir, kata James Allan, seseorang bisa menentukan pilihannya. Itulah kekuatan pikiran. Jadi, ini saatnya hadirkan kekuatan pikiran.

Dalam psikologi-sosial, ilmuwan mendefinisikan “berpikir” sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuhan dan benda mati.

Dengan berpikir kita dapat membedakan sesuatu yang bermanfaat dan tidak bermanfaat; antara yang halal dan yang haram; antara yang positif dan yang negatif. Sehingga kita bisa memilih yang cocok bagi diri kita dan bisa bertanggungjawab atas pilihan yang kita buat.

Dalam al-Khawaathir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Syaraawi mengatakan bahwa pikiran adalah alat ukur yang manusia perlukan untuk memilih sesuatu; yang lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya.

Pikiran Lahirkan Mindset

Dalam setiap ruang gerak kehidupan dan perilaku kita sesungguhnya ada mindset.

Ada orang yang terbiasa tidur di awal malam. Kemudian ia bangun juga di awal waktu, ketika ia tidur lewat waktu yang biasanya maka ia akan merasa sakit kepala dan tidak nyaman dan bangun pun terganggu.

Nah, orang memilih tidur lebih awal pada malam hari atau tidak, tergantung pada mindset hidupnya.

Begitu pun misalnya seseorang berkata, “Saya tidak bisa berpikir dan bekerja kalau tidak merokok.”

Nah, orang kerap tidak sadar, bahwa sebuah kalimat yang diucapkan terus-menerus pada akhirnya membentuk mindset atau pola pikir.

Kemudian tersimpan dalam akal bawah sadar dan tumbuhkan perasaan dan persepsi negatif. Dan, hal ini berlaku untuk semua bidang dalam kehidupan.

Jadi, mindset adalah sekumpulan pikiran yang terjadi berkali-kali sesuai dengan pengalaman dan keyakinan sehigga dapat mempengaruhi perilaku atau cara berfikir seseorang dalam menentukan suatu sikap dan pandangan hidup.

Memengaruhi Sikap

Kita sering mendengar, "Janganlah membenci pada orangnya tetapi cukup pada sikap/sifatnya."

Nah, kalimat ini menunjukkan bahwa sikap itu lahir dari kebiasaan yang terus berulang.

Oleh karena itu manusia tidak bisa lepas dari kehidupan, pengetahuan, nilai-nilai dan keyakinan yang melahirkan sikap.

Sehingga apabila dalam akumulasi pikiran kita positif, maka akan lahir sikap positif, begitupun sebaliknya.

Soal pikiran atas sikap ini oleh Dr. Ibrahim Elfiky menyebutkan ada tiga: Sikap memusuhi atau menyerang, sikap taat dan menerima serta sikap tegas dan percaya diri. Silahkan tentukan pilihan sikap Anda.

Menentukan Hasil

Berpikir adalah bahan bakar bagi sikap yang digunakan orang dalam menggerakan tubuh, mengekspresikan wajah, dan berbicara. Semua itu mendatangkan hasil tergambar dalam pikiran. Dan, hanya orang berpikir yang akan benar-benar begerak dengan benar.

Jadi, hasil sebuah sikap itu diperoleh dari pikiran, mindset, konsentrasi, dan keyakinan. Apabila cara berpikir kita baik dan benar maka hasilnya akan positif, sebaliknya apabila pola pikir kita keliru bahkan tidak benar maka hasilnya akan negatif.

Dalam kitab “Bercinta dengan Allah” al-Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah mengungkapkan bahwa Seseorang yang menggunakan akal untuk berpikir dengan baik, maka dia akan dapat mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai hal yang terkait dengan nama serta sifat-sifat-Nya yang agung.

Arah Pikiran

Melalui akal pikiran, seseorang dapat beriman pada sejumlah kitab, rasul, dan malaikat-Nya, serta hari akhir.

Apa yang Anda alami hari ini adalah dampak dari pikiran Anda kemarin.

Apa yang akan Anda alami esok hari adalah dampak dari pikiran Anda hari ini. 

Pikiran yang sedang Anda bayangkan dan pikirkan saat ini menciptakan kehidupan masa depan Anda.

Jadi, berpikirlah, karena itu perintah Allah dan itu sumber kekuatan untuk semakin mengenal Allah dan menjadi Muslim yang paripurna.

Umat dan peradaban Islam akan bangkit kalau orang-orang Islam mau membangun budaya berpikir dan berdzikir sekaligus. Wallahu a'lam

*Penulis adalah Ketua Pemuda Hidayatullah Maluku Utara