Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate menerima dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah, fidyah, dan wakaf tunai Anda kepada yang berhak. Informasi lebih lanjut hubungi WA Center +62 812-4852-7607

Duo Azzahra Dapat Predikat Penghafal Terbaik dan Tercepat


TERNATE --
Pondok Pesantren Tahfidz Quran Hidayatullah Ternate selalu mengirimkan penghafal Al Quran terbaik mereka untuk melanjutkan pendidikan di Yaman. Tahun ini, dua diantaranya diwisuda dengan predikat membanggakan.

Sinergi antara Pondok Pesantren Tahfidz Quran Hidayatullah Ternate dengan Ma’had Tahfidzul Quran Arraudah Goiil di Yaman telah melahirkan banyak hafidz dari Maluku Utara.

Tahun ini, dua hafidz putri diwisuda, yakni Fatimah Azzahra dan Salsabila Azzahra. “Ini hasil kerjasama Pesantren Hidayatullah dengan Ma’had Arraudah Goiil,” ungkap Ustadz Saleh, pimpinan Ponpes Hidayatullah Ternate kepada Malut Post, Selasa (8/9).

Fatimah dan Salsabila baru berusia 14 tahun. Namun keduanya telah menyeelsaikan hafalan mutqin 30 juz. Dalam wisudah tahun ini, Fatimah dan Salsabila dianugerahi predikat sebagai hafidz terbaik dan hafalan tercepat.

“Untuk santri putri, Fatimah dan Salsabila adalah satu-satunya yang mewakili Indonesia. Mereka melanjutkan studi di Provinsi Hadhramaut, Yaman,” sambung Saleh.

Ponpes Hidayatullah mengirimkan 15 santri ke Yaman pada tahun 2018. Saat ini baru Salsabila dan Fatimah yang diwisuda sebagai hafidz. Duo Azzahra ini diwusuda bersama dengan 24 hafidz dari seluruh dunia.

“Dari total 2000-an santri dunia saat itu, mereka berhasil wisuda lebih dulu dengan predikat terbaik,” turut Saleh.

Harunya, dalam momentum membanggakan itu, orangtua Salsabila, H Bustam Amin dan Hj Nurkumala Rahman, dan orangtua Fatimah, Nurdin Abdullah dan Nurlela, tak bisa hadir. Jarak jadi kendala.

“Karena tidak ada yang mendampingi, makanya istrinya Syeikh pimpinan Ma’had di Yaman yang mendampingi langsung keduanya,” tambah Saleh.

“Setelah wisuda 30 Juz mutqin dengan gelar mumtaz, Fatimah dan Salsabila kini tengah persiapan pengambilan sanad hafalan,” ujarnya.

Sanad adalah perwarisan hafalan Al Quran 30 juz langsung dari Nabi Muhammad SAW, para sahabat, para tabiin, para tabiut tabien, para imam qiraah (qiraah sab’ah) dan terus bersambung hingga generasi sekarang.

Dengan adanya sanad maka keaslian dan keotentikan AL Quran selalu terjamin sekar era hidupnya Nabi Muhammad SAW hingga hari kiamat kelak.

Untuk mendaaptkan sanad qiraah AL Quran, seorang hafidz harus menyetor hafalan di depan syaikh pemegang sanad qiraah penuh 30 juz, dengan dengan tajwid dan dan qiraah yang benar.

Untuk memberangkatkan para santri ke Yaman, Ponpes Hidayatullah mendapatkan dukungan anggaran dari Pemerintah Kota Ternate.

Menurut Ustadz Saleh, salah satu ujian menghafal Al Quran di Yaman dimulai sejak pukul 3 pagi hingga 8 malam.

“Untuk ujiannya, satu kali duduk setor dari juz 1 sampai 30, mulai dari jam 3 subuh sampai sesudah Isya dengan rehat makan dan shalat. Nah, untuk Salsabila, tidak ada satupun kesalahan setoran,” jelasnya.

Ayah Salsabila, H Bustam Amin yang dihubungi Malut Post mengucapkan rasa syukur atas prestasi yang diraih puterinya.

Bustam yang tahun lalu ikut mengantar Salsa hingga ke Yaman juga menyatakan terimakasihnya kepada pihak pondok.

“Kepada Ustadz Shaleh dan semua civitas di Pondok Pesantren Hidayatullah serta semua yang terlibat, saya ucapkan terima kasih. Anak saya berupaya tapi tetapi semua juga berkat dukungan doa dari teman teman, sahabat, bahkan dari orantua kami juga. Semoga Salsa bisa tetap mempertahankan ketekunannya,” imbuhhnya.

Bustam menuturkan, Salsabila sudah jatuh cinta dengan hafalan Al Quran sejak kecil.

“Sewaktu masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SD itu sudah terinspirasi dari acara hafalan Al Quran di salah satu stasiun TV,” kenangnya.

Selaku orangtua, Bustam dan istrinya pun memberikan dukungan penuh. Mereka mengirimkan Salsabila belajar ke salah satu taman baca Quran di Tangerang.

“Baru saat SMP masuk ke Pondok Pesantren Hidayatullah,” kata Bustam. Bustam dan sang istri berharap Salsabila dan Fatimah bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama anak perempuan lain.

“Semoga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Maluku Utara, terutama bagi anak perempuan, karena kebanyakan orang tahunya anak laki-laki ya yang jadi hafidz,” pungkasnya.*/Malut Post, Kamis 10 Oktober 2019